Rabu, Januari 15, 2025
spot_img

BKKBN Jabar dan Anggota DPR RI Terus Gencarkan Sosialisasi Soal Stunting

Daerah, Lokacita: Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat gelar sosialisasi program percepatan penurunan stunting bersama mitara kerja yaitu DPR RI Komisi IX.

Kegiatan itu dilaksanakan di Cilangkap, Kec. Tapos, Kota Depok pada Senin (16/10/2023) ini dihadiri oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Depok, Sekar Andjung selalu Ketua Tim Pendidikan Kependudukan BKKBN Jabar dan Wenny Haryanto selalu Anggota DPR RI Komisi IX.

Sekar Andjung mengatakan banyak yang sudah dilakukan dalam upaya pencegahan dengan cara sosialisasi dan pembentukan tim.

Diantara program yang dilakukan, ungkapnya, seperti pendampingan keluarga di setiap desa serta diadakannya bapak asuh bagi anak stunting.

“Jadi anak-anak yang terdeteksi stunting diharapkan kebutuhan gizinya dapat tercukupi. Karena rata-ratakan mereka dari segi ekonominya kurang, dan dari bapak asuh itu lah mereka bisa terbantu,” ujarnya.

Sekar juga mengugkapkan program sosialisasi stunting ini sudah dilakukan sejak tahun 2021. Menurutnya, stunting di Indonesia turun dari angka 24% menjadi 14%, artinya diantara 10 anak tidak lebih dari dua yang stunting.

Ia berharap kepada generasi muda agar dapat menjadi generasi yang berkualitas dan berdaya saing, sesuai dengan visi misi pemerintah.

Sementara itu, Wenny Haryanto menerangkan Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045.

Bonus demografi, tutur Wenny, adalah suatu kondisi pupulasi masyarakat yang akan didominasi oleh individu dengan usia produktif.

“Ketika 70% dari bangsa Indonesia berusia 15 tahun sampai 65 tahun itu dalam usia produktif. Dalam usia produktif tersebut tidak akan tercapai oleh bangsa Indonesia jika masyarakatnya mengalami stunting.” kata Wenny.

Wenny menuturkan kondisi stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Hal tersebut, tuturnya, akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.

Wenny juga berharap kepada peserta yang hadir agar dapat menerapkan apa yang sudah disampaikan oleh para pemateri melalui pemaparan tentang upaya dalam pencegahan stunting.

“Saya juga berharap ibu-ibu dapat menerapkan apa yang saya sampaikan tadi,” ujarnya.

 

Bagikan

Komentar

Artikel Terkait
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -
Google search engine

Terbaru