Daerah, Lokacita: Cuaca ekstrem memicu banjir bandang, longsor, dan angin kencang yang melanda banyak lokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (13/3).
Hujan deras yang terjadi lama dan dengan intensitas yang tinggi di kota yang terkenal sebagai kota lumpia itu menyebabkan banjir merendam banyak tempat.
Endro Pudyo, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, melaporkan bahwa beberapa area di Kota Semarang tergenang banjir dengan tinggi air mencapai 15-80 sentimeter (cm).
Diketahui kala itu, banjir terus mengalami peningkatan genangan karena hujan masih berlanjut hingga mendekati tengah malam.
“Ya, masih turun hujan” jelas Endro ke Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Pusdatinkom) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pukul 22.35 WIB, Rabu (13/3) dikutip websait BNPB
Selain banjir bandang, menurut hasil kaji cepat BPBD Kota Semarang, cuaca ekstrem juga menjadi pemicu bencana lain seperti tanah longsor dan angin kencang.
Berdasarkan informasi terbaru yang dilaporkan, terdapat 10 kejadian tanah longsor dan 11 kejadian angin kencang yang menyebabkan kerusakan pada rumah atau daerah sekitar warga.
Menilik situasi tersebut, Pemkot Semarang segera mendirikan posko darurat di Balai Kota Semarang. Selain itu, BPBD Kota Semarang bersama lintas Forkopimda juga mendirikan dapur umum di lokasi yang sama untuk mendukung kebutuhan gizi para pengungsi dan petugas yang bertugas.
BMKG memperkirakan cuaca ekstrem yang menyebabkan serangkaian kejadian bencana hidrometeorologi basah akan berlanjut selama beberapa hari ke depan di Kota Semarang dan sekitarnya.
Di samping itu, Pusat Meteorologi Maritim BMKG juga menginformasikan kemungkinan terjadinya banjir rob di wilayah pesisir pantai utara sebagai akibat dari gelombang tinggi di perairan Laut Jawa bagian tengah yang dapat mencapai ketinggian 1,25-2,5 meter.
Melihat berbagai potensi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja dan mengancam, BMKG mengimbau agar warga selalu waspada.
Terutama jika hujan deras berlangsung lebih dari dua jam, warga yang tinggal di bawah lereng tebing atau di sekitar sungai sebaiknya melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.