Daerah, Lokacita: Dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Ciamis berharap mayarakat dapat menggunakan kemasan daging yang lebih ramah lingkungan.
Pada saat Idul Adha kebanyakan masyarakat masih menggunakan kantong plastik untuk membungkus daging atau tulang yang akan dibagikan.
Meskipun hal tersbeut dinilai lebih efisien, namun penggunaan kantong plastik untuk membungkus daging tersebut tidak ramah lingkungan karena akan membuat tumpukan kantong plastik sekali pakai nantinya.
Sampah plastik saat ini menjadi perhatian serius karena sifatnya yang tidak mudah terurai dan mencemari lingkungan.
Kepala Disnakkan Ciamis, Giyatno berpesan kepada masyarakat untuk menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan dalam membungkus karkas.
“Dalam proses pembagian daging hewan kurban nantinya masyarakat dapat menggunakan wadah yang ramah lingkungan, jadi bukan memakai plastik atau pun styrofoam,” ungkapnya pada Selasa (21/05/2023).
Menurut Giyatno, hal tersebut tertera dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban menyatakan bahwa penggunaan kantong atau wadah daging kurban juga harus terbuat dari bahan yang bersih dan tidak toksik.
“Selain harus bersih, antara daging dan jeroan itu harus dipisahkan jangan dijadikan satu wadah,” kata dia.
Kepala Disnakkan Ciamis berharap agar masyarakat bisa mengganti kemasan daging kurban dengan bahan yg lebih ramah lingkungan seperti daun pisang, daun jati, dan besek (anyaman bambu) atau bisa juga dengan wadah lain yang bisa didaur ulang atau dikomposkan kembali.
“Lebih baik menggunakan bahan yang ramah lingkungan, kurangi penggunaan plastik,” ujarnya.
Giyatno mengajak pada kurban tahun ini menjadi #kurbantanpaplastik sebagai upaya bersama menjaga alam dari penggunaan plastik.