DAERAH, Lokacita: Sejumlah warga di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, saat ini menghadapi krisis air bersih yang parah karena dampak dari musim kemarau panjang yang berlangsung selama beberapa minggu terakhir.
Banyak sumur milik warga yang mulai mengering, hal ini mengakibatkan timbulnya kekhawatiran warga terkait ketersediaan air bersih.
Dari total 27 kecamatan di Ciamis, 10 di antaranya menghadapi risiko krisis air bersih selama musim kemarau. Kecamatan-kecamatan tersebut meliputi Cidolog, Cimaragas, Cikoneng, Cihaurbeuti, Sadananya, Pamarican, Banjaranyar, dan Banjarsari.
Dilansir dari pikiranrakyat.com, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengungkapkan bahwa ada empat kecamatan di Ciamis yang mengalami krisis air bersih, pihaknya telah mengirimkan bantuan air bersih pada daerah-daerah tersebut.
Krisis air yang diakibatkan oleh kemarau di Kabupaten Ciamis semakin para dalam beberapa pekan terakhir sebelumnya tercatat ada tiga kecamatan yang mengalami krisis air bersih.
Dikutip dari detikjabar, pada hari Kamis (31/8) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis melaporkan terdapat tiga desa yang terletak di tiga kecamatan yang tengah mengalami krisis air bersih dan ketiganya telah mengajukan permohonan bantuan air bersih.
Kendati demikian, Herdiat berpendapat bahwa situasi tersebut belum mencapai kondisi darurat. Di daerah lain kebutuhan air bersih masih tercukupi dan bahkan memiliki jumlah air bersih yang relatif banyak maka secara umum masih dapat dikatakan baik.
Lebih Lanjut Herdiat dengan tegas menghimbau kepada seluruh warga untuk bersikap bijak dalam mengelola air bersih. Ia menekankan pentingnya hemat air dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Kekeringan dan kemarau yang terjadi di Kabupaten Ciamis merupakan dampak dari dua fenomena slam yakni EL nino dan Indian Ocean Dipole atau (IOD)
Menukil dari radartasik.id, Ketua Taruna Siaga Bencana Ciamis, Ade Waluya, mengingatkan pentingnya waspada terhadap fenomena El Nino dan IOD.
El Nino adalah perubahan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang memengaruhi cuaca global. Sementara IOD adalah perbedaan suhu laut antara Timur dan Barat Samudra Hindia yang bisa membuat kemarau lebih kering.