Daerah, Lokacita: Masyarakat Ciamis ganti pagar bambu di situs pangcalikan sebagai rangkaian dari tradisi Ngikis di situs Ciung Wanara, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Senin (4/3).
Tradisi masyarakat menyambut bulan ramadhan memang kerap kali menarik untuk dibahas. Di Ciamis, ratusan warga berbondong-bondong meriahkan tradisi Ngikis di Situs Ciung Wanara.
Acara puncak dari tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun ini adalah mengganti pagar bambu yang mengelilingi Situs Pangcalikanyang terletak di Situs Ciung Wanara Ciamis.
Menurut legenda setempat, Situs Pangcalikan konon dipercaya merupakan singgasana atau tempat duduk raja peninggalan Kerajaan Galuh.
Tradisi Ngikis telah menjadi bagian dari warisan budaya turun-temurun di daerah tersebut, dilaksanakan sekali setiap tahun menjelang Bulan Ramadan.
Kali ini, Acara melibatkan ratusan peserta dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk anak sekolah, ibu-ibu, orang tua, dan para penggiat kebudayaan.
Keberadaan unsur pemerintah, seperti Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, serta pemuda dan olahraga, juga turut memeriahkan acara tersebut.
Masyarakat Karangkamulyan juga memanfaatkan acara ini sebagai bagian dari tradisi munggahan, dimana masyarakat melakukan botram atau makan bersama setelah mengikuti Tradisi Ngikis.
Acara ini dimulai dengan berjalan bersama dari area parkir menuju Situs Pangcalikan atau singgasana. Di depan pintu masuk Situs Pangcalikan, diselenggarakan upacara penyambutan yang dihiasi dengan penampilan dua penari sebagai bagian dari ritual pembukaan acara.
Sebagian rombongan kemudian masuk ke area situs, sementara sebagian lain menonton dari luar karena tempat yang cukup sempit. Mereka kemudian duduk bersama untuk berdoa atau bertawasul.
Memasuki puncak kegiatan, penggantian pagar bambu dilakukan oleh beberapa pejabat dari Pemerintah Kabupaten, Kepala Desa Karangkamulyan serta tamu kehormatan.
Setelah selesai di Situs Pangcalikan, rombongan kembali ke Pusat Budaya untuk menyelenggarakan acara seremonial. Acara tersebut mencakup pertunjukan seni budaya dan diakhiri dengan botram atau makan bersama.
Kepala Dinas Pariwisata Ciamis, Budi Kurnia, mengungkap bahwa Tradisi Ngikis memiliki makna menghilangkan hal yang buruk untuk menyambut bulan suci
“Maknanya adalah membuang atau melebur, mengikis hal negatif. Sehingga ketika nanti memasuki bulan Ramadan, sudah dalam keadaan bersih” ujar Budi.
Kepala Dispar Ciamis itu juga mengatakan, Biasanya di tempat lain acara puncaknya melibatkan berdoa di makam sesepuh atau tokoh ulama. Namun, dalam Tradisi Ngikis, acara puncaknya adalah dengan mengganti pagar Pangcalikan.
Budi menambahkan, Tradisi Ngikis juga memiliki potensi sebagai daya tarik wisata, menjadi daya tarik bagi budayawan atau masyarakat dari luar daerah untuk berkunjung ke Ciamis.
“Tradisi Ngikis ini adalah salah satu unggulan dan telah menjadi daya tarik tersendiri” pangkasnya