Internasional, Lokacita: Perdana Menteri Israel secara resmi menegaskan tak akan menghentikan perang di Gaza. Hal ini diungkapkan secara langsung oleh Benjamin Netahanyu pada kamis, 21 Desember 2023 kemarin.
Lebih lanjut, Netahanyu juga mengungkapkan mengenai target Isarel dalam perang di Gaza. Hamas harus musnah dan semua sandera harus dibebaskan.
Pernyataan ini tentu saja merujuk kepada sikapnya yang menolak untuk membiarkan Gaza dikuasai Hamas atau otoritas Palestina.
Mengenai pernyataan Netahanyu, kelompok Hamas dan Otoritas Palestina belum berkomentar apapun.
Hanya saja, memang sejak 7 Oktober 2023 Israel terus menggempur habis-habisan jalur Gaza. Bahkan tercatat hingga saat ini Otoritas Kesehatan di Gaza mengungkap ada sebanyak 19 ribu lebih warga Palestina yang tewas. Sebagian besarnya adalah anak-anak dan wanita. Serta melukai sebanyak 50 ribu lebih warga di sana.
Pembantaian yang dilakukan oleh Israel tentu saja membuat bangunan rusak parah dan hancur. Bahkan warga juga terpaksa harus mengungsi dan harus mengalami kekurangan makanan, air bersih, dan obat.
Menanggapi kasus ini, Menteri Israel dari Peningkatan Status Perempuan, May Golan dengan terang-terangan menyatakan kebencian terhadap rakyat Palestina.
“Saya tidak peduli dengan Gaza. Saya ingin melihat mayat-mayat teroris di sekitar Gaza,” katanya, seperti yang dikutip dari Palestine Chronicle pada Sabtu, (21/12/2023).
Maksud narasi teroris tersebut memang kerap digunakan oleh para pejabat Zionis Israel untuk menyebut Hamas dan Palestina. Bahkan secara kejam May Golan mengatakan bahwa ia hanya ingin membunuh dan menghancurkan Hamas dari muka bumi.
Menanggapi pernyataan keji dari Perdana Menteri Israel, mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak melontarkan kritik keras kepadanya.
Diketahui popularitas Netahanyu di kalangan Yahudi berada di titik paling rendah. Sehingga para lawannya dan sekutu tradisional menyerukan agar ia mengundurkan diri dari jabatan sebelum perang berakhir.