Internasional, Lokacita: Perang Hamas Palestina vs Israel masih terus berlanjut, tentu saja hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam semua aspek, salah satunya adalah ekonomi dunia.
Tutuka Ariadji selaku Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia khawatir mengenai konflik ini sebab akan mendorong harga BBM kembali naik.
Hal ini disebabkan karena terganggungnya stabilitas politik di Kawasan Timur Tengah. Diketahui saat ini Arab Saudi adalah negara importir minyak terbesar di dunia saat ini.
Jika konflik perang Hamas Palestina vs Israel masih terus berlanjut, maka akan berpotensi terjadi gangguan logistic. Sehingga akan berpotensi menggerek harga minyak melambung tinggi.
Walaupun begitu, untuk saat ini Indonesia masih belum merasakan dampak yang signifikan dari perang antara Palestina dan Israel terhadap harga minyak. Hanya saja, jika perang ini akan terus berlanjut, maka kenaikan harga BBM dunia tentu tak bisa terhindarkan.
Untuk mengantisipasi hal ini, tentunya pemerintah berpikir keras untuk mencari jalan keluar. Saat ini Indonesia sendiri tengah mencari sumber alternatif impor minyak mentah dari negara lain.
Upaya pemerintah ini dilakukan demi mengamankan pasokan BBM negeri. Mengingat jika perang Hamas vs Israel berpotensi meluas ke bagian negara Timur Tengah lainnya.
Seperti yang diketahui, saat ini Arab Saudi masih menjadi impor minyak mentah terbesar bagi Indonesia, di urutan selanjutnya disusul oleh Nigeria dan sejumlah negara lain.
Diketahui saat ini harga minya mengalami kenaikan lebih dari 5 persen. Kenaikan harga minyak ini tentu menimbulkan kekhawatiran, sebab perang antara kedua negara tersebut dapat mempengaruhi tingkat produksi energi secara regional. Bahkan saat ini bagian Timur Tengah menyumbang lebih dari sepertiga perdagangan dunia melalui laut.
Menanggapi konflik perang Hamas Palestina vs Israel, sanksi ASAS akan memperketat sanksi untuk ekspor minyak mentah Rusia dan membatasi dua perusahaan kapal yang dikatakan melanggar batasan harga minyak. Ini adalah mekanisme yang dirancang khusus untuk mempertahankan pasokan aliran Rusia yang dapat diandalkan di pasar Internasional.