Internasional, Lokacita: Layanan telekomunikasi Palestina sempat mati total beberapa minggu lalu.
Kini Perusahaan Telekomunikasi Palestina kembali mengatakan jika layanan telekomunikasi di Gaza kembali terputus karena kekurangan bahan bakar sebagai generator cadangan.
Perusahaan telekomunikasi Paltel dan Jawwal mengatakan jika sumber energi yang digunakan untuk menopang jaringan telah habis. Sehingga dikonfirmasi akan terjadi pemadaman secara besar-besaran.
Untuk saat ini layanan telekomunikasi di Gaza tidak akan berfungsi sampai waktu yang belum ditentukan. Sebab bantuan bahan bakar untuk saat ini tidak diperbolehkan masuk ke wilayah jalur Gaza.
Sejak dimulainya perang antar Israel dan palestina, Israel telah memblokir semua, kecuali pengiriman bahan bakar ke Gaza.
Menanggapi hal tersebut, PBB mengatakan jika pemadaman listrik dapat membahayakan ketertiban sipil dan melemahkan upaya bantuan bagi masyarakat Palestina.
Untuk saat ini Israel memang sedang gencar-gencarnya melakukan tembakan besar-besaran di Jalur Gaza untuk menghancurkan Hamas.
Sejak Israel meluncurkan serangan, tercatat hingga saat ini ada 11 ribu orang tewas di wilayah tersebut dan PBB telah memperingatkannya sebagai “bencana kemanusiaan”.
Selain layanan telekomunikasi Palestina, layanan penting lainnya juga terpaksa ditutup. Alasan Israel memblokir bantuan bahan bakar saat ini karena mereka khawatir Hamas akan mencuri bahan bakar dan menggunakannya untuk tujuan militer.
Diketahui, pada Rabu, (15/11/2023) sebuah kapal Tanker membawa 23.000 liter solar menyeberang dari Mesir. Tetapi Israel membatasi penggunaan bahan bakar hanya untuk bantuan truk PBB.
Selain layanan telekomunikasi Palestina, rumah sakit, pompa air, fasilitas pengolahan limbah, bahkan toko roti juga terpaksa harus berhenti beroperasi.
Tentunya ini akan menjadi sangat sulit bagi penduduk di Jalur Gaza dalam melakukan berbagai kegiatan.
Menanggapi masalah ini, Human Rights Watch pada Rabu, (15/11/2023) mengatakan jika pemadaman layanan telekomunikasi Palestina berkepanjangan akan menciptakan impunitas dan melemahkan upaya kemanusiaan, bahkan membahayakan nyawa.
Sementara itu, Cindy McCain selaku Ketua Program Pangan Dunia PBB mengatakan jika saat ini pasokan air dan makanan hampir tidak ada.
Untuk saat ini hanya ada Sebagian kecil dari kebutuhan yang datang dari perbatasan, tentunya hal itu masih sangat-sangat kurang bagi para korban.