Internasional, Lokacita: WHO meminta PBB menandatangani perjanjian global pandemi 2024 dan juga genjatan senjata Israel. Hal ini karena untuk mencegah covid apabila terjadi di tahun mendatang.
Seperti yang diketahui, seluruh dunia telah menyelesaikan krisis akibat covid lebih dari tiga tahun. Melihat dari kasus tersebut tentu, WHO meminta PBB untuk menandatangani perjanjian pandemi tersebut.
Ketua WHO yang melansir dari berbagai laman mengatakan bahwa dunia saat ini memang perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi pandemi kembali apabila terjadi tahun 2024.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, turun mengatakan bahwa di tahun 2023 merupakan titik balik untuk kesehatan dunia memerangi pandemi dan juga duka mendalam karena kehilangan banyak jiwa yang tidak dapat dihindari semua orang.
Direktur Jenderal WHO tidak hanya berbicara perihal pandemi, tetapi menyerukan untuk melakukan peningkatan upaya bantuan terhadap Jalur Gaza.
Tidak hanya itu, Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan kembali bahwa pada bulan Mei 2023 dinyatakan berakhirnya darurat kesehatan masyarakat internasional akibat pandemi COVID-19.
Direktur Jenderal WHO mengungkapkan bahwa saat ini badan kesehatan PBB telah menyetujui vaksin baru untuk malaria, demam berdarah, dan meningitis.
Dalam Konferensi iklim tahunan PBB terbaru yang diadakan beberapa minggu lalu, Direktur Jenderal WHO, menyatakan kembali bahwa dampak perubahan iklim terhadap kesehatan menjadi perhatian utama pada COP28.
“2023 juga merupakan tahun penderitaan dan ancaman terhadap kesehatan yang sangat besar dan tidak dapat dihindari”, ungkap Direktur Jenderal WHO kembali.
Selain berbicara mengenai pandemi, Direktur Jenderal WHO juga berbicara tentang perang antara Hamas-Israel yang diikuti dengan serangan Israel terhadap palestina dan menghancurkan kota Gaza.
Seperti yang diketahui perang yang masih berlangsung sampai saat ini dimulai pada
7 Oktober lalu. Ketika Hamas mengirimkan rudal ke Israel dan menewaskan sekitar 1.140 warga sipil. Tidak hanya itu, tentara Israel juga turut menyandera 250 orang dan 129 di antaranya masih berada di Gaza.
WHO telah mengupayakan dan mendesak Israel untuk melakukan genjatan senjata agar bisa mengirimkan bantuan kemanusian terhadap masyarakat Palestina yang hingga saat ini kekurangan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Namun, sampai saat ini gencatan senjata masih ditolak oleh Israel.