Nasional, Lokacita: Kasus COVID-19 varian baru mencuat di Jawa Barat, meskipun angkanya tergolong kecil PJ Gubernur Jabar himbau warga untuk melakukan vaksinasi ulang.
Tercatat hingga 30 November lalu, sebanyak 87 kasus paparan Covid-19 varian baru ditemukan di beberapa daerah Jawa Barat.
Sebelumnya dikutip Detik, ada dugaan bahwa kenaikan kasus tersebut disebabkan oleh antibodi masyarakat yang menurun setelah suntikan vaksin terakhir.
Ketua satgas Covid-19 IDI, dr Erlina Burhan menjelaskan bahwa secara teori proteksi dari vaksin Covid-19 akan berkurang setelah 6 – 12 bulan, sehingga perlu dilakukan penyuntikan ulang.
Bey Machmudin mengungkapkan bahwa seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit di Jawa Barat sudah siap menerima pasien Covi-19 varian baru tersebut.
Bey juga menghimbau masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan dan kembali melakukan imunisasi setelah lewat jangka waktu enam bulan.
“Masyarakat bisa melakukan imunisasi setelah 6 bulan, masyarakat tinggal datang ke puskesmas atau rumah sakit berhubung masih gratis” pada Senin (11/12) dikutip Liputan6.
Pj Gubernur itu juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Jawa Barat telah menerbitkan surat edaran terkait himbauan pada masyarakat untuk melakukan vaksinasi ulang.
Sementara imbauan tersebut merupakan tindak lanjut dari surat edaran dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Dirinya juga menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan lebih memprioritaskan kesehatan serta protokol kesehatan.
“(Masyarakat) tidak perlu khawatir, yang terpenting adalah masyarakat harus menjaga kesehatan dan prokes. Jangan ditanggapi berlebihan” tambah Bey
Terkait ketersediaan vaksin sendiri dianggap masih cukup karena Bio Farma sampai saat ini masih melakukan produksi.
“Kita punya Bio Farma, semoga saja (vaksin) tidak melewati batas waktu penggunaan (expire)” ujar Pj Gubernur Jabar.
Menurut slebaran yang diterbitkan pada Desember lalu, daerah Jawa Barat memiliki kasus Covid-19 varian baru terbanyak adalah Kota Bekasi dengan 19 kasus.