Nasional, Lokacita: Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud Md kunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Quran Cijantung, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jumat (15/12).
Kedatangan Menkopolhukam itu disambut meriah oleh para warga yang berbondong bondong memenuhi lokasi pesantren.
Kunjungan Mahfud MD ke Ponpes Cijantung
Menurut Antara, Pada pukul 09.50 WIB, Mahfud beserta rombongan tiba di lokasi dan disambut oleh pengasuh pondok pesantren KH. Onur Muhammad dan Rais Syuriah KH. Muhammad Irfai Nahrowi.
Setelah itu, KH. Onur langsung mengajak Mahfud untuk berkeliling di sekitar pondok pesantren. Beberapa santri yang berkumpul terlihat memanggil nama Mahfud dengan antusias.
Setelah berkeliling, Mahfud kemudian kembali masuk ke ruangan untuk mengikuti acara dialog kebangsaan bersama sejumlah kiai dan ulama.
Pada agenda tersebut, Mahfud melakukan dialog dengan para ulama serta mendengarkan aspirasi masyarakat.
Saat itu, Asep Rizal Asyari dari Persatuan Guru Madrasah (PGM) menyampaikan aspirasinya pada cawapres kelahiran Madura itu.
Asep mengeluhkan terkait gaji guru ngaji yang selama ini hanya dibayar Rp 300 rubu per-bulan, ia lantas meminta agar guru ngaji/madrasah lebih diperhatikan.
Mendengar keluhan tersebut, pasangan Ganjar Pranowo dalam ajang kontestasi pilpres itu berjanji akan memperhatikan guru ngaji/madrasah.
Dikutip Detik, Mahfud menuturkan bahwa salahsatu agenda pasangan Ganjar-Mahfud adalah menginventarisasi guru madrasah yang sebelumnya kurang mendapatkan perhatian.
“Sudah diprogramkan kan di agenda kami, menginventarisir guru madrasah yang selama ini kurang mendapat perhatian” ucapnya.
Selain guru madrasah, Mahfud Md juga berkomitmen untuk memberikan perhatian kepada para marbot masjid yang selama ini melakukan tugas membersihkan dan merawat masjid tanpa mendapatkan perhatian yang layak.
“Juga marbot masjid, (mereka) juga kerja di masjid tidak ada yang memikirkan, siapa yang kasih makan. Semua mereka akan didata dan akan diberikan bantuan biaya perawatannya” kata Mahfud Md.
Mahfud Md menyatakan bahwa meskipun guru ngaji atau guru madrasah hanya dibayar Rp 300 ribu, mereka memiliki peran besar dalam membentuk orang-orang hebat. Dedikasi mereka dalam mengajar tak diragukan lagi.
“Saya juga lulusan madrasah dari pondok pesantren. Mereka memberikan bimbingan kepada saya tanpa bayaran, namun dengan penuh dedikasi dalam mendidik dan mengajar” ungkapnya.