Selasa, Desember 10, 2024
spot_img

Liga Super Eropa Ditolak FIFA dan UEFA: Bagaimana Nasib Klub-Klub Raksasa yang Terlibat?

Olahraga, Lokacita: Liga Super Eropa atau European Super League (ESL) adalah sebuah kompetisi sepak bola antarklub yang diusulkan oleh 12 klub raksasa Eropa pada April 2021.

Namun, rencana ini mendapat penolakan keras dari FIFA, UEFA, dan sebagian besar klub, pemain, pelatih, dan penggemar sepak bola di Eropa.

Pada Desember 2023, Pengadilan Uni Eropa (CJEU) memutuskan bahwa FIFA dan UEFA tidak berhak melarang ESL, karena melanggar hukum kebebasan Uni Eropa.

Keputusan itu membuat ESL kembali mengemuka, meski hanya didukung oleh dua klub, yaitu Real Madrid dan Barcelona.

Bagaimana nasib klub-klub raksasa yang terlibat dalam ESL? Apakah mereka akan bergabung dengan ESL, atau tetap setia dengan UEFA dan FIFA?

Tottenham Hotspur, Chelsea, Arsenal, Liverpool, Manchester United dan Manchester City

Enam klub asal Inggris ini awalnya bagian dari pendiri ESL, namun mereka mundur setelah mendapat protes dari Liga Premier, pemerintah, dan suporter.

Mereka berkomitmen untuk tetap berkompetisi di bawah payung UEFA dan FIFA, dan menjaga integritas liga domestik.

Juventus, AC Milan, dan Inter Milan termasuk pendiri ESL

Setelah mendapat tekanan dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Liga Serie A, dan suporter, ketiganya mundur.

Klub asal Italia tersebut mengakui bahwa ESL adalah kesalahan, dan menghormati keputusan UEFA dan FIFA. Baik Juventus, AC Milan maupun Inter Milan berjanji untuk tetap berkompetisi di bawah payung UEFA dan FIFA, dan menjaga keseimbangan liga domestik.

Paris Saint-Germain, Bayern Munich, Borussia Dortmund, dan Atletico Madrid

Empat klub ini menolak untuk bergabung dengan ESL, dan menyatakan dukungan mereka kepada UEFA dan FIFA.

PSG dkk menganggap bahwa ESL adalah ancaman bagi pentingnya liga nasional dan struktur sepak bola Eropa. Mereka juga menekankan bahwa kompetisi harus berdasarkan prestasi olahraga, bukan kepentingan ekonomi.

Real Madrid dan Barcelona

Dua klub pendiri ESL, dan tetap bersikukuh untuk melanjutkan proyek tersebut. Klub dari Spanyol itu mengklaim bahwa ESL adalah solusi untuk mengatasi krisis finansial akibat pandemi Covid-19, dan memberikan kesempatan bagi klub-klub lain untuk bergabung.

Keduanya menantang keputusan UEFA dan FIFA, dan menggugat mereka atas tindakan diskriminatif dan monopoli.

Bagikan

Komentar

Artikel Terkait
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -
Google search engine

Terbaru