Olahraga, Lokacita: Wiljan Pluim, seorang pemain sepak bola yang telah menjadi figur sentral di Liga 1 Indonesia baru saja mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia sepak bola profesional.
Pemain asal Belanda ini telah meninggalkan jejak mendalam di kompetisi sepak bola Indonesia, terutama dengan kontribusinya yang luar biasa bersama PSM Makassar dan kemudian Borneo FC.
Karirnya yang gemilang, momen-momen berkesan, serta keputusannya yang tegas untuk menolak naturalisasi menjadi pemain Timnas Indonesia, menjadikan Pluim sebagai salah satu legenda yang dihormati dalam sejarah sepak bola nasional.
Karir Gemilang di PSM Makassar dan Borneo FC
Wiljan Pluim memulai karirnya di Indonesia ketika bergabung dengan PSM Makassar pada tahun 2016. Selama berada di PSM, Pluim menunjukkan kualitasnya sebagai gelandang serang yang piawai dalam mengatur permainan, mencetak gol, dan memberikan assist.
Kepemimpinannya di lapangan menjadikannya pemain kunci dalam skuad PSM. Salah satu pencapaian puncaknya bersama PSM adalah memenangkan Piala Indonesia pada tahun 2019.
Pada tahun 2023, Pluim bergabung dengan Borneo FC, di mana ia melanjutkan penampilannya yang impresif. Meskipun baru satu musim di Borneo FC, Pluim berhasil menunjukkan kontribusi signifikan yang membantu tim dalam bersaing di Liga 1.
Performa gemilangnya di Borneo FC melengkapi perjalanan karirnya di Indonesia, sekaligus menambah daftar pencapaian yang ia raih selama berkarir di tanah air.
Momen-Momen Berkesan
Sepanjang karirnya di Indonesia, Pluim telah menciptakan banyak momen yang berkesan. Salah satu momen yang paling diingat adalah gol spektakulernya ke gawang Persija Jakarta pada tahun 2018 yang memastikan kemenangan dramatis bagi PSM.
Selain itu, performanya yang konsisten dan determinasi tinggi di setiap pertandingan selalu mengundang decak kagum dari para pendukung.
Di Borneo FC, meskipun baru bermain satu musim, Pluim berhasil menciptakan beberapa momen berkesan. Termasuk gol-gol penting yang membantu tim meraih kemenangan dalam pertandingan krusial.
Dedikasi dan semangat juangnya di lapangan membuatnya dihormati oleh rekan setim dan lawan-lawannya. Julukan “Tuan Meneer” yang diberikan oleh para pendukung adalah bukti dari rasa hormat dan kekaguman mereka terhadap Pluim.
Penolakan Naturalisasi
Salah satu topik yang selalu mengiringi karir Wiljan Pluim di Indonesia adalah peluangnya untuk dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia dan bermain untuk Timnas. Meskipun banyak yang mendukung ide ini, termasuk pendukung klub-klub yang ia bela dan pengamat sepak bola, Pluim secara tegas menolak tawaran tersebut.
Alasan utama Pluim menolak naturalisasi adalah rasa hormatnya terhadap para pemain lokal. Ia percaya bahwa pemain-pemain Indonesia memiliki potensi besar dan harus diberi kesempatan untuk berkembang dan bersinar di level internasional.
Pluim merasa bahwa keputusannya untuk tidak dinaturalisasi merupakan bentuk komitmen dan loyalitasnya terhadap Belanda, negara asalnya. Dengan menolak naturalisasi, Pluim menunjukkan integritas dan prinsip yang kuat, yang semakin menambah rasa hormat pendukung terhadap dirinya.
Keputusan Wiljan Pluim untuk pensiun menandai akhir dari perjalanan indah seorang pemain yang telah memberikan banyak kenangan manis bagi pendukung PSM Makassar, Borneo FC, dan pecinta sepak bola Indonesia.