Minggu, Mei 18, 2025
spot_img

Ancaman Nyata, Emisi Gas Metana dari TPA Terus Meningkat

RAGAM, Lokacita: Gas metana dari tempat pembuangan akhir (TPA) kini menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi rumah kaca di Indonesia.

Riset terbaru oleh Diet Plastik Indonesia bersama PPLH Bali dan sejumlah mitra menunjukkan bahwa TPA seperti Bantar Gebang (Jakarta), Sarimukti (Bandung), dan Suwung (Bali) melepas metana dalam jumlah signifikan. Bahkan dari zona yang sudah tidak aktif.

Penelitian ini menggunakan metode IPCC Tier 2 dan alat closed flux chamber (CFC) untuk mengukur emisi secara langsung.

Hasilnya mengejutkan: zona tertutup di Bantar Gebang mencatat kebocoran metana tertinggi mencapai 1,53 Gg/m³ per jam.

Hal ini menandakan bahwa meski tidak ada lagi aktivitas pembuangan, tumpukan lama tetap menjadi sumber polusi udara berbahaya.

Peneliti proyek MERIT, Siti Ainun menekankan pentingnya pemilahan sampah organik sejak dari rumah.

“Simulasi larangan sisa makanan masuk TPA Suwung bisa memangkas emisi hingga 13 Gg pada 2050,” jelasnya.

Temuan ini dipresentasikan dalam diseminasi MERIT di Denpasar, 10 April 2025, di hadapan pemangku kebijakan dan komunitas lokal.

Pemerintah daerah dan komunitas adat pun dilatih untuk mengukur emisi dan mendorong pengurangan gas metana secara mandiri.

Di Gianyar, Bali, Desa Adat Cemenggoan sukses menangani sampah rumah tangga dengan sistem teba modern.

Setiap rumah wajib memilah sampah dan mengolah organik di lubang komposter. Hasilnya, volume sampah ke TPA berkurang drastis.

Bagikan

Komentar

Artikel Terkait
- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -
Google search engine
- Advertisment -
Google search engine

Terbaru