Jumat, Oktober 11, 2024
spot_img

BSI Diduga Menjadi Korban Ransomware, apa itu?

Viral, Lokacita.com: Pada awal pekan ini, layanan ATM dan Mobil Banking milik Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan. Diduga, gangguan tersebut berasal dari serangan Ransomware LockBit.

Hery Gunadi, Direktur Utama BSI mengatakan bahwa sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan dugaan atas serangan siber yang menyerang BSI.

“Serangan siber yang menimpa BSI memang makin gencar, setidaknya, menurut data Google menyatakan ada 9.00 percobaan serangan pe hari dalam 10 hari terakhir” ungkap Hery seperti dikutip dari CNBC pada Sabtu (14/5).

Hery menyampaikan bahwa pada hari Kamis (11/5) seluruh layanan cabang ATM dan mobile banking sudah kemabli normal, sekarang sudah bisa dipakai untuk transaksi.

Terkait dengan dugaan serangan siber yang menimpa BSI, pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto membuat satu cuitan di twitter dengan tampilan screenshot LockBit 3.0.

“Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dengan alasan maintenance, hari ini terkonfirmasi bahwa mereka menjadi korban ransomware,” tulis Teguh dalam twitter pribadinya, Sabtu (13/5) pagi.

Apa itu Ransomwere LockBit? 

Ransomware LockBit adalah sebuah jenis perangkat lunak berbahaya (malware) yang dirancang untuk mengenkripsi data pada sistem komputer dan kemudian meminta tebusan (ransom) dari pemiliknya untuk mendapatkan kunci dekripsi yang diperlukan untuk memulihkan akses ke data tersebut.

LockBit merupakan salah satu varian ransomware yang cukup terkenal dan aktif.

Saat LockBit menginfeksi sebuah sistem, ia akan secara otomatis mencari dan mengenkripsi berbagai jenis file, termasuk dokumen, gambar, video, dan data lainnya.

Setelah proses enkripsi selesai, LockBit akan menampilkan pesan yang menjelaskan bahwa data tersebut telah terkunci dan untuk mendapatkan kunci dekripsi, pengguna harus membayar tebusan dalam bentuk mata uang kripto, seperti Bitcoin.

LockBit sering kali menargetkan perusahaan atau organisasi besar sebagai korban. Para pelaku sering menggunakan berbagai metode, seperti email phishing, eksploitasi kerentanan perangkat lunak, atau serangan jaringan, untuk mendapatkan akses ke sistem target.

Setelah berhasil masuk ke dalam jaringan, mereka kemudian memasang ransomware LockBit dan memulai proses enkripsi.

Penting untuk dicatat bahwa tidak disarankan untuk membayar tebusan kepada pelaku LockBit atau jenis ransomware lainnya.

Tidak ada jaminan bahwa pemulihan data akan terjadi setelah pembayaran dilakukan, dan ini juga dapat mendorong para pelaku untuk terus melancarkan serangan serupa di masa depan.

Sebagai gantinya, disarankan untuk menghubungi profesional keamanan komputer atau tim respons insiden keamanan untuk membantu dalam proses pemulihan data dan membersihkan sistem dari ransomware.

Selain itu, penting untuk menjaga sistem dan perangkat lunak yang digunakan terbaru, melakukan cadangan data secara teratur, dan mempraktikkan kebiasaan keamanan siber yang baik untuk mengurangi risiko terkena serangan ransomware.

Bagikan

Komentar

Artikel Terkait
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
Google search engine

Terbaru