DAERAH, Lokacita: Suhartina Bohari gagal maju sebagai calon Wakil Bupati Maros pada Pilkada 2024 setelah dinyatakan positif menggunakan metamfetamin dalam tes urine.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maros menyatakan Suhartina tidak lolos tes kesehatan, dan pasangannya, Chaidir Syam, diminta mencari pengganti untuk maju dalam Pilkada.
Kasus ini tengah ditangani oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), namun hingga kini Suhartina belum mengajukan permohonan rehabilitasi.
Pemeriksaan narkotika dilakukan menggunakan rapid tes 7 parameter, di mana Suhartina menjadi satu-satunya calon yang dinyatakan positif narkoba dari 140 orang yang dites.
Suhartina mengaku hanya mengonsumsi obat tidur untuk mengatasi masalah pribadi dan mengklaim obat tersebut sesuai resep dokter.
“Obat tidur saya dapat dari kepala rumah sakit dr La Palaloi, dokter Sinar, ada juga dari Kepala Dinas Kesehatan, obat Rhinos saya minum sehari sebelum deklarasi,” ungkap Suhartina.
Ia juga menyatakan hasil tes BNN Sulsel yang menyatakan dirinya positif berbeda dengan hasil tes BNN Pusat yang menyatakan dirinya negatif, sehingga ia mempertanyakan kejelasan terkait hasil pemeriksaan tersebut.
“Saya langsung tes narkoba di BNN pusat, setelah saya mendengar kabar habis tes narkoba di BNN Sulsel positif. Kebetulan saat itu, saya sedang berada di Jakarta dan hasil pemeriksaan narkoba dari BNN Pusat negatif,” ungkap Suhartina, Senin (23/09/2024).
Untuk diketahui, kasus ini memicu kontroversi di tengah proses Pilkada Maros yang hanya diikuti oleh satu pasangan calon, yaitu Chaidir Syam dan Muetazim Mansyur.